Dagang 1000 ekor pertahun, sulawesi barat disebut Sarang ular Piton
wikipedia pic |
Muhammad Akbar ‘Salubiru” bin Muhamad Ramli (25 tahun) ditemukan tewas di perut ular piton di kebun miliknya, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Senin (27/3/2017) malam.
Mursalim (31), seorang kerabat Akbar,
mengatakan, ular berukuran raksasa kerap ditemukan di kawasan kebun sawit tersebut.
"Di sini memang sering ditemukan ular piton raksasa, tapi baru ini pernah kejadian telan orang," ujar Mursalim, di Mamuju.
Pada tahun 1990-an, lanjut dia, warga setempat pernah menemukan ular piton berukuran besar di daerah tersebut. Ketika itu, lahan sawit baru
dibuka.
Ular piton berikutnya ditemukan pada tahun 2001. "Juga ditemukan ular piton raksasa sepanjang sembilan meter lebih," ujar Mursalim. Terbesar
Data Konservasi Sumber Daya Alam Polisi Hutan Sulawesi Barat menunjukkan bahwa provinsi ini
merupakan salah satu wilayah habitat ular piton terbesar di Indonesia.
"Memang di Sulbar banyak apalagi wilayah Mamuju, bahkan Sulbar memiliki kuota perdagangan sekitar
1.000 per tahun khusus ular sanca atau piton," ucap petugas Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Polisi Kehutanan (Polhut) Resort Mamuju,
Hardi,
Dia menuturkan, ular sanca atau piton tidak termasuk hewan dilindungi sehingga sering terjadi penangkapan hampir di seluruh wilayah Sulbar,
utamanya di wilayah Mamuju.
Sementara itu, Mamuju, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah disebut sebagai tiga dari enam kabupaten di Sulawesi Barat yang termasuk sarang ular piton terbesar di Indonesia.
"Hampir semua wilayah di Mamuju Tengah itu terdapat ular piton atau sanca," kata Hardi.
"Apalagi kanal-kanal kebun sawit itu hampir semua ditempati," tambahnya
Dia mengungkapkan, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, merupakan daerah yang memiliki paling banyak
ular piton.
"Gara-gara habitatnya ini terganggu oleh pembukaan lahan sawit, makanya menyebar dan hampir semua wilayah di Mamuju Tengah terdapat,
apalagi di Salubiro," paparnya.
Hardi mengatakan, ular piton paling sering terlihat di wilayah tersebut pada saat memasuki musim kemarau dan hujan. "Kalau sudah musim kemarau dan hujan past banyak bermunculan," ujarnya.
Selain ular piton, lanjut Hardi, hampir semua wilayah rawa dan kanal di Mamuju dihuni buaya. Dia pun mengimbau agar warga, terutama para
petani sawit, berhati-hati terhadap keberadaan hewan-hewan pemangsa tersebut.
source :
Komentar
Posting Komentar